“DUNIA YANG
MELAHIRKAN SAMPAH”
Sampah memang bukanlah sebuah barang yang terlalu berharga
dimata orang lain.Bukanlah barang yang menjadi pujaan banyak orang.Bukan juga
menjadi harta yang paling berharga di muka bumi.Walau ada yang menggantungkan
hidup dengan si “SAMPAH”,namun sampah
tetaplah sampah yang dicaci banyak orang.
Aku terlahir dengan tubuh dan bentuk fisik yang sempurna,dan
dengan akal yang terus berkembang seiring proses.Hidup di dunia yang sempit dan
penuh dinamika serta topeng-topeng yang bertebaran di sana-sini sudah membuatku
cukup bosan sampai saat ini.Dunia yang kujalani memang bukan dunia yang mudah,semua
penuh tipu muslihat.Saat kecil,aku hidup dengan dunia yang penuh kewajaran dan
seakan normal.Dan entah kenapa semakin dewasa,sepertinya dunia ini penuh dengan
“SAMPAH”.
Hanya menghormati golongan yang kaya,berkedudukan dan terlihat memilki kelebihan.Dunia
sekan memujanya bagaikan “DEWA” ,yang
mempunyai kelebihan tak terhingga.Andai pun aku percaya terhadap “DEWA”,aku berharap perilakunya tidak
seperti itu.
Harta adalah harga mati untuk seseorang menghormati yang
lainnya,dan hanya golongan teertentulah yang berhak diajak berbicara oleh
mereka. Jangan harap para kasta rendah mendapatkan perhatian,bahkan sekedar
untuk disapa pun sudah menjadi hal yang cukup aneh.
Dari sebuah kabar berita yang kubaca pagi ini,tertulis judul
yang cukup menghebohkan kalangan penduduk “LANGIT”.
Dengan judul “RUNTUHNYA KEHIDUPAN DUNIA”.Sangat
wajar sepertinya hal itu terjadi.Mengingat berbagai keanehan yang kulihat di
depan mataku sendiri.Jangan berbicara soal uang jika ingin hidup di dunia
sampah ini.
Uang adalah sesuatu yang bisa memecah belah beberapa pihak dan
membuat para penghuninya terlihat tidak akan pernah jujur,sebuah fakta yang
selalu aku temukan dimanapun aku bernaung.Seorang wanita Berpapasan denganku
pada saat aku berjalan-jalan di pagi hari.dari reaksi dirinya setelah
berpapasan denganku,aku melihat “SAMPAH”
yang sama adanya di dunia ini dengan si wanita yang tadi berpapasan denganku.
Jika berbicara soal pendidikanku di dunia ini,entahlah aku
juga bingung.Seperti roda,alur
perputaran hidupku seakan-akan selalu diatas angin. Aku kembali teringat cerita
saat aku masih kecil,ketika diriku melihat kenyataan yang ada sekarang.
Dunia
semakin gila dan terlalu naif untuk dihadapi dengan tangan kosong.Ketika para “SAMPAH” melahirkan sampah-sampah yang
lain,sepertinya arus lingkaran setan bakal sulit dihentikan lajunya.
Jika pun ada seorang pendusta yang mengharap belas kasihan
tak terhingga,lagi-lagi hal itu benar adanya di dunia sampah ini.Soal gengsi
dan akal rasional para penduduknya,sangatlah sulit untuk dimengerti.Sedikit
contohnya adalah keengganan untuk memajukan derah dimana orang itu lahir dan
berkembang,justru ia membanggakan daerah yang ia pun belum tahu seluk beluknya.Kondisi
yang rancu juga sering terjadi di lingkungan “LANGIT”,terpaan selalu datang silih berganti tanpa ada solusi yang
jelas.Harus sampai kapan orang sepertiku selalu menatap “LANGIT” dan berharap akan adanya perubahan yang signifikan di
dunia sampah ini.
Kali pertama aku mengenal para penguasa “LANGIT”,saat itu usiaku masih belasan.Aku tidak terlalu peduli
tentang para penguasa langit serta dunia sampah pada saat itu.Semakin aku
mengenal dan mulai membuka akal pikiranku tentang “DUNIA SAMPAH” ini,entah kenapa aku mulai semakin gila dan mulai
berusaha mencari jati diriku yang sebenarnya. Jari sudah mulai kuhitung,tinggal
2 hari lagi ketika dunia kembali melahirkan sampah yang baru.Para sampah yang
terlahir di dunia sampah memiliki peran fungsionalnya
masing-masing.
Bukan tugas
yang mudah dan ringan,namun terlihat menyenangkan bagi para sampah-sampah
tersebut.Peran sebagai pelaku kriminal kelas
rendah sampai kelas atas ditugaskan untuk mereka yang terlahir dibawah
naungan “bintang setan sejati”.Sebuah
bintang yang diciptakan akibat dari sistem yang sudah diterapkan terlalu lama
oleh para “PENGUASA LANGIT”.Sehingga
jika orang sepertiku menatapnya dan berharap tidak mau dinaungi oleh bintang
tersebut,justru bintang tersebut berjalan semakin dekat kearahku.
Aku pernah mendengar ucapan sang “bintang setan” saat aku melihat layar televisi,mereka melakukan
aksi tersebut karena adanya sistem tradisi yang mengakar yang jika ingin
dicabut harus menerima tantangan yang terlalu sulit untuk diungkapkan.Bahkan
jika ada yang benar-benar berani melakukannya,mereka harus terima
konsekuensinya.Dunia dimana aku tinggal saat ini tidak akan pernah berhenti
dirusak oleh penduduknya.”SAMPAH”
sejati biasanya bergerak di balik layar sebuah pesta yang meriah.Bukan sebagai
pelakon utama namun cukup jadi penyokong yang setia untuk mengahancurkan sebuah
tetesan peluh kemerdekaan.
Dunia sampah tidak hanya melahirkan sampah di ruang lingkup yang
kecil,justru dalam ruang lingkup yang besar lah target mereka tercapai.Apakah
aku terlalu sial untuk sekedar berkontribusi di Dunia sampah ini???.Apakah
dunia yang sebelumnya lebih baik dari dunia sampah ini???.
Sebenarnya kehidupan
sejati yang kuimpikan ,selalu ku harap berujung bahagia.Jangan berusaha mengelak
jika kehidupan yang ku impikan pasti juga di impikan oleh orang lain.